DASAR-DASAR
KEJURUAN MESIN
1.1 Dasar Ilmu Statika
dan Tegangan
Ilmu statika pada
dasarnya merupakan pengembangan dari ilmu fisika,
yang menjelaskan kejadian alam
sehari-hari, yang berkaitan
dengan
gaya-gaya yang bekerja
pada sebuah benda.
Insinyur sipil dalam hal
ini bekerja dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan perawatan atau perbaikan
konstruksi bangunan sipil.
Fungsi
utama
bangunan sipil
adalah mendukung gaya-gaya yang berasal
dari beban-beban
yang dipikul
oleh bangunan tersebut.
Sebagai
contoh
adalah beban
lalu lintas kendaraan
pada jembatan/jalan,
beban akibat
timbunan tanah
pada
dinding penahan tanah
(retaining
wall), beban air waduk pada bendung, beban hidup pada lantai bangunan gedung, dan lain sebagainya.
Gambar 1.2 Dinding
penahan tanah (retaining wall).
Oleh
karena itu,
penguasaan ilmu
statika
sangat penting
dan
membantu insinyur sipil
dalam kaitannya dengan perencanaan suatu struktur.
1.1.1
Gambar 1.3 Vektor
Garis disepanjang
Titik tangkap
gaya yang bekerja pada
suatu benda
yang sempurna
padatnya, dapat
dipindahkan
di sepanjang
garis kerja
gaya tersebut
tanpa mempengaruhi kinerja dari gaya tersebut. Apabila terdapat bermacam-macam gaya bekerja pada suatu
benda, maka
gaya-gaya tersebut dapat digantikan oleh satu gaya yang memberi pengaruh sama seperti
yang dihasilkan
dari bermacam-macam
gaya tersebut, yang disebut sebagai resultan
gaya.
1.1.2
Vektor
Resultan
Sejumlah
Menghitung resultan gaya tergantung dari
jumlah
dan arah dari gaya- gaya tersebut.
Beberapa cara/metode untuk
menghitung/mencari resultan
- Metode penjumlahan dan pengurangan
vektor gaya.
- Metode
segitiga dan segi-banyak vektor
- Metode proyeksi
vektor
a.
Metode penjumlahan dan pengurangan
vektor
Metode ini menggunakan konsep bahwa
dua
gaya atau lebih
yang
terdapat pada
garis kerja gaya yang sama (segaris)
dapat
langsung
dijumlahkan (jira
arah sama/searah)
atau dikurangkan
(jika arahnya
berlawanan).
Gambar 1.4
Penjumlahan vector searah dan segaris menjadi resultan
b. Metode segitiga dan
segi-banyak
vektor gaya
Metode ini menggunakan
konsep, jika
gaya-gaya yang
bekerja tidak segaris, maka dapat
digunakan cara Paralellogram dan
Segitiga Gaya.
Metode tersebut cocok jika gaya-gayanya
tidak banyak.
Gambar 1.5. Resultan
dua vector
Gambar 1.6. Resultan
dari beberapa vector
Jika telah terbentuk
segi-banyak tertutup,
maka penyelesaiannya
adalah tidak ada resultan
c. Metode proyeksi vektor
Metode
proyeksi menggunakan
konsep
bahwa proyeksi resultan
dari dua buah
vektor
Gambar 1.7 Proyeksi Sumbu
X1 dan X adalah masing-masing proyeksi
terhadap sumbu y. dimana :
Dengan demikian metode tersebut sebenarnya tidak terbatas untuk dua buah vektor gaya, tetapi bisa
lebih.
Jika hanya diketahui vektor-vektor gaya dan akan dicari resultan gaya, maka dengan mengetahui jumlah kumulatif dari komponen proyeksi sumbu, yaitu X dan Y, maka dengan rumus pitagoras dapat dicari nilai resultan gaya (R), dimana :
Sebagai penjelasan lebih lanjut,
dapat dilihat beberapa contoh
soal
dengan disertai
ilustrasi Gambar
1.8.
Contoh pertama, diketahui suatu
benda dengan
gaya-gaya seperti
terlihat pada Gambar
1.8 sebagai berikut.
Ditanyakan : Tentukan besar
dan arah resultan gaya dari
empat gaya tarik pada besi ring.
Gambar 1.8 Contoh soal
pertama.
Contoh kedua, diketahui
dua orang
seperti terlihat
pada
Gambar 1.9,
sedang berusaha memindahkan bongkahan batu besar dengan cara tarik dan ungkit.
Ditanyakan
: tentukan besar dan arah
Gambar 1.9 Contoh soal
kedua.
1.1.3 Momen
Pada kasus tertentu,
akibat adanya momen
untuk suatu
beban yang
memiliki eksentrisitas, akan menimbulkan
suatu putaran
yang disebut
dengan torsi atau puntir.
Ilustrasi
mengenai torsi
atau puntIir sebagai
contoh
adalah pada
sebuah pipa, seperti
terlihat pada Gambar 1.11, Gambar 1.12, dan
Gambar 1.13.
Jika momen
tersebut berputar
pada sumbu
aksial dari
suatu batang
(misal pipa) maka namanya adalah torsi atau puntir.
Dari ilustrasi seperti terlihat pada Gambar 1.11 dapat dilihat bahwa torsi terhadap sumbu-z akan menyebabkan puntir pada pipa.
Besarnya momen ditentukan oleh besarnya gaya F dan lengan momen (jarak tegak lurus gaya terhadap titik putar yang ditinjau).
Dari
ilustrasi
seperti terlihat pada
Gambar 1.12
dapat dilihat
bahwa
momen terhadap sumbu-z akan menyebabkan
bending pada pipa.
Gambar 1.13 Gaya menuju sumbu (konkuren)
Gaya yang menuju
suatu sumbu
disebut sebagai konkuren, tidak akan
menimbulkan momen pada
sumbu-z. Perilaku momen
pada batang
kantilever
dapat terjadi
dalam beberapa
konfigurasi.
d. Soal latihan dan
pembahasan
Berikut ini terdapat tiga
contoh soal latihan beserta pembahasan untuk menghitung momen.
Gambar 1.14 Contoh soal momen
1.1.4. Keseimbangan Benda Tegar
Suatu benda berada
dalam keseimbangan
apabila sistem gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut tidak menyebabkan translasi maupun
rotasi pada benda
tersebut.
Keseimbangan akan terjadi pada sistem
gaya konkuren
yang bekerja
pada titik
atau
partikel, apabila
resultan sistem
gaya konkuren
tersebut sama dengan nol.
Apabila sistem gaya tak konkuren bekerja pada suatu benda tegar, maka
akan terjadi kemungkinan
untuk mengalami
translasi dan rotasi.
Oleh karena itu,
agar benda
tegar mengalami
keseimbangan, translasi dan rotasi tersebut harus dihilangkan. Untuk
mencegah translasi,
maka resultan sistem gaya-gaya yang bekerja haruslah sama dengan nol, dan untuk mencegah rotasi, maka jumlah momen
yang dihasilkan oleh
resultan oleh semua gaya yang
bekerja
haruslah
sama dengan
nol. Sebagai ilustrasi, dapat dilihat Gambar 1.15 mengenai gaya dan momen
pada sumbu-x, sumbu-y dan
sumbu-z.
di
mana F adalah
Gambar 1.15. Gaya dan Momen pada
Tiga Sumbu
1.2 Komponen/Elemen Mesin
Beberapa contoh
elemen meisn antara lain :
1.2.1 Poros
Poros berguna sebagai penahan beban atau
penerus tenaga. Poros biasanya mempunyai penampang lintang berupa lingkaran dan
tidak selalu sama diameternya, yaitu bertingkat-tingkat dan juga sering diberi
alur pasak. Pembagian menurut jenis :
1.2.1.1 Poros Mesin
Yaitu poros yang ada di dalam bangunan mesin,
biasanya dengan beban momen saja.
1.2.1.2 Poros transmisi
Yaitu poros yang
digunakan untuk memindahkan tenaga dari motor ke mesin.
Sedangkan pembagian menurut fungsinya terdiri
dari :
1.2.1.3
Shaft
Adalah poros
untuk meneruskan putaran dan torsi atau gaya aksial.
Gambar 1.16
Shaft
1.2.1.4
Axel
Adalah poros untuk meneruskan putaran. Gambar
1.17 adalah salah satu contoh axel.
Gambar 1.17
Axel
1.2.1.5
Spindle adalah poros-poros kecil.
Untuk
bahan poros biasa, dipakai baja yang mengandung kadar karbon 0,15 –
0,46 %. Sementara
untuk poros khusus yang kekuatannya tinggi dipakai baja campur, misalnya : baja
chrom, baja chrom nikel dan sebagainya.
1.2.2 Bantalan
Apabila suatu bagian mesin didukung oleh
bagian lainnya dan bagian satu punya kecepatan terhadap yang lain maka kedua
bagian ini menyusun suatu bantalan.
Bantalan dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a.
Bantalan
luncur (sliding bearing)
Adalah bantalan
dimana bagian yang bergerak dan bagian yang diam mengadakan persinggungan
langsung. Bagian
yang bergerak atau berputar dari ujung poros disebut tap (journal). Bantalan
luncur biasanya dipakai sebagai pendukung poros yang berputar dengan kecepatan
tinggi atau bekerja pada daerah yang panas.
Gambar 1.19 Bantalan Luncur
Dalam memilih
bahan bantalan harus memperhatikan syarat-syarat :
- Mempunyai
Angka gesek kecil
- Mempunyai
kekuatan yang sesuai dengan besar dan macam beban.
- Punya
keteguhan yang cukup
- Tahan
terhadap karat
- Tahan
panas
Macam-macam bahan bantalan antara
lain :
- Babbit (logam putih)
- Perunggu
- Besi tuang
- Kuningan
- Logam paduan (Cu + Pb)
-
Karet
-
Plastik
b.
Bantalan
Antrifikasi
Adalah bantalan
dimana bagian yang bergerak dan yang diam tidak bersinggungan langsung, tapi
dengan suatu perantara. Contoh
bantalan rol, bantalan peluru. Karena tidak bersinggungan secara langsung,maka
angka gesek sangat kecil, tetapi masih tetap ada gesekan yang diakibatkan
kontak langsung antara rol/peluru dengan rumahnya. Harga angka gesek tergantung
pada kecepatan beban, suhu, pelumas dan pembuatannya.
Gambar 1.20 Bantalan Antrifikasi
Keuntungan bantalan antrifikasi antara
lain :
-
Pada kecepatan rendah
angka gesekan kecil.
- Bisa menahan beban axial dan radial.
- Tahan beban sodokan
sesaat.
- Sistem pelumasan
mudah.
Klasifikasi bantalan antrifikasi :
Menurut
bentuk penghubungnya dibedakan menjadi :
- Bantalan rol
- Bantalan peluru
Menurut
beban yang didukung dibedakan menjadi :
- Radial bearings,
dipakai untuk beban radial (Tegak lurusterhadap poros)
- Thrust bearing,
dipakai untuk beban axial (sejajar dengan poros)
- Angular, dipakai
untuk menahan beban axial dan radial.
1.3 Material dan Pengolahan Bahan
Materi ini diperlukan
karena berkaitan dengan kekuatan bahan dalam membuat suatu konstruksi.
1.3.1 Pengetahuan Material (Bahan)
Setiap orang tentunya
sudah mengenal bahan, hal ini dikarenakan setiap harinya kita bertemu dan
mungkin berurusan dengan barang-barang yang terbuat dari logam seperti bahan
yang berujud sendok, garpu, pisau, alat-alat kendaraan, televisi dan lain
sebagainya. Bahan yang ada disekitar kita tidak semuanya bisa disebut dengan
bahan teknik, artinya bahan-bahan yang digunakan dalam teknik.
Bahan teknik pada dasarnya dapat di bagi dalam 2 golongan, yaitu:
§
Bahan
Logam
Dimana bahan logam
tersebut biasanya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
·
Penghantar
listrik atau panas yang baik.
·
Dapat
dibentuk dengan proses panas dan dingin.
·
Mempunyai
tegangan tarik tinggi.
§
Bahan
bukan logam
Dimana bahan bukan logam
tersebut biasanya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·
Tidak
baik untuk penghantar listrik dan panas.
·
Sulit
untuk dibentuk.
·
Tegangan
tarik rendah.
·
Baik
sebagai isolator atau bahan isolator.
Dalam
hal ini logam pada bidang teknik permesinan adalah bahan yang sangat penting,
sedangkan bahan non logam selalu dibutuhkan.
Pada proses
pengolahan logam (ferro) di pabrik,
terlebih dahulu digalilah bijih-bijih besi yang berupa gumpalan tanah yang
mengandung pasir besi dalam pertambangan. Kemudian bijih-bijih besi tersebut
diangkut ke pabrik pengolahan besi baja untuk diproses lebih lanjut. Sebelum
dimasukkan kedalam dapur tinggi, bijih besi tersebut didahului proses
pendahuluan:
1.
Penyucian
2.
Pemecahan
3.
Pembersihan
4.
Pemanggangan/peleburan
Maksud perlakuan pendahuluan ini adalah, setelah di cuci
bersih dari kotoran yang melekat lalu
dipecah-pecah menjadi bagian kecil yang sama besarnya dan mudah diangkut serta
mudah pengerjaannya. Kemudian dimasukkan kedalam alat pemisah untuk memilah
bijih besi yang banyak kandungan besinya. Proses selanjutnya di lakukan
pemanggangan di dalam oven pemanas
untuk mengurangi berat kadar belerang yang dalam bijih besi dan mengeluarkan kandungan
zat asam arangnya.
Bijih-bijih besi ada beberapa macam jenisnya,
jenis-jenis yang terpenting ialah:
1. Batu besi coklat (2Fe2O3
+ 3H2O), mengandung kadar
besi 40%.
2. Batu besi merah (Fe2O3),
mengandung kadar besi 50%
3. Batu besi maknit (Fe3O4),
mengandung kadar besi antara 60%
4.
Batu
besi kalsit (FeCO3), mengandung kadar besi 40%
1.3.2
Pengolahan
Bahan
Berikut akan dibahas tentang pengolahan
bahan, antara lain :
1.3.2.1Pengolahan Besi
Seperti telah diuraikan didepan, besi di olah dari bijih besi, terutama batu besi coklat, batu besi merat dan dan batu besi magnit. Tingkat pertama ialah mereduksi bijih besi menjadi logam besi. Proses ini dikenal sebagai peleburan dalam dapur tinggi.
Dapur
tinggi dari puncaknya diberi muatan bijih besi, kokas dan batu kapur. Kokas
memberikan panas dan untuk membantu pembakaran. Dari bawah ditiupkan udara
panas melalui pipa-pipa yang disebut dengan pipa tiup ke dalam dapur tinggi.
Bagian-bagian bijih besi yang bukan logam bersenyawa dengan batu kapur,
kemudian menjadi biji logam atau terak.
Selama pemberian
panas yang merupakan proses terus menerus, besi yang mencair turun ke dasar
dapur tinggi dengan membiarkan terak terapung di atasnya. Terdapat dua buah
saluran dan berselang-selang terak dialirkan melalui saluran atas dan besi cair
melalui saluran bawah yang kemudian di alirkan kedalam cetakan-cetakan.
Balok-balok besi yang diperoleh secara demikian disebut besi kasar.
1.3.1 Besi Tuang
Besi tuang diproduksi dengan melebur kembali
besi kasar dengan besi tua dan baja, lalu membakarnya dengan kokas dan batu
kapur dalam dapur tinggi yang lebih kecil. Proses ini dikenal dapur kubah.
Panas diperoleh dari kokas dan udara panas
yang ditiupkan melalui pipa tiup untuk membantu pembakaran. Besi cair turun
kedasar dapur kubah, di salurkan dan dialirkan ke cetakan-cetakan.
Cetakan-cetakan ini dibuat dari pasir khusus menurut bentuk model kayu yang di
inginkan. Produk hasil proses ini dikenal sebagai tuangan.
1.3.2. Pengolahan Baja
Pengerjaan dasar dalam pengolahan baja, ialah
peleburan bahan-bahan logam dan kemudian mengolahnya. Bahan bakunya untuk
pengolahan baja terdiri atas:
·
besi
dapur tinggi (besi kasar)
·
baja
tua
·
bahan
tambahan (batu kapur, silika dan antrasit)
Pengolahan baja modern dialihkan ke metode busur nyala api atau metode
oksigen basah (metode LD dan LDAC). Selama beberapa waktu, dapur tungku terbuka
diterapkan secara luas dalam pengolahan baja di Inggris.
Proses
Dapur busur nyala api
mampu mengolah baja berkualitas tinggi dan baja campuran dari baja tua. Metode
oksigen basah, yang mula-mula dikembangkan di
Proses Kaldo yang
diterapkan di Swedia berdasarkan metode dapur tungku terbuka. Daripada
menambahkan oksida besi, oksigen ditiupkan pada terak. Bejana diputar untuk
membantu pemindahan panas.
Metode
lain yang dikembangkan di Jerman ialah proses Rotor. Metode ini sama dengan
proses Kaldo, tetapi sejumlah oksigen juga ditiupkan kedalam cairan untuk
membantu pengoksidasian yang cepat. Bejana dalam proses ini juga diputar untuk
membantu pemindahan panas.
Bila lapisan dapur
rusak karena panas yang berlebihan, lapisan diperbaiki antara proses pembakaran
dengan cara mengkondisikannya (Fettling). Cara memuat dapur dan proses
peleburan diatur untuk mengurangi kerusakan lapisan, tetapi tetap diperlukan
perbaikan pada setiap kerusakan. Perbaikan itu dilakukan dengan melempar
dolomite, maknesit atau dalam hal-hal tertentu pasir silika kebagian yang
rusak.
1.3.2.4
Dapur
Tungku Terbuka Basa
Dapur tungku terbuka
berbentuk seperti cawan lonjong dangkal yang dilapis dengan magnesit atau
dolomite.
Mula-mula batu kapur,
bijih besi dan baja tua yang diisikan, dipanaskan kemudian besi kasar cair
dimuatkan. Sumber panasnya ialah gas yang dipanaskan sebelumnya dan udara atau
minyak bahan bakar dan udara.
Nyala api langsung
menyentuh permukaan cairan. Maksudnya ialah untuk menghilangkan kotoran-kotoran
dari cairan, terutama karbon, sulfur dan fosfor. Sulfur dan fosfor dihilangkan
oleh terak dan karbon terbakar sebagai gas. Contoh cairan logam berulang kali
diambil dari dapur dan diuji untuk menetapkan kadar karbon dalam cairan. Bila
kadar karbon yang diperlukan tercapai, terak terbentuk dengan menambahkan
oksida besi dan kapur pada cairan. Karena kita dapat membentuk terak pada
setiap saat yang diinginkan, maka baja dengan batas kadar karbon yang luas
dapat diproses.
Pada akhir proses
pengolahan dapat diberikan bahan tambahan lain pada cairan, baik kedalam dapur
maupun pada waktu cairan disalurkan kedalam sendok penyerok. Dengan proses ini
dapat diproduksi baja sampai 400 ton.
1.3.2.5Proses
Konvertor Bessemer ialah bejana baja
berbentuk buah labu yang dilapis dengan bahan tahan api. Konvertor dapat
dimiringkan untuk memuat dan membongkar isinya. Tidak diterapkan pemanasan,
karena konvertor diisi dengan besi kasar yang sudah dalam keadaan cair.
Setelah diisi, konvertor ditegakkan kembali dan hembusan udara dari alas dipaksakan menembus muatan cair itu; hal ini dikenal sebagai tiupan. Setelah beberapa waktu lamanya, nyala api kelihatan pada mulut konvertor kemudian nyala api meningkat dengan cepat dan akhirnya padam, menunjukkan bahwa semua karbon, mangan dan silisium telah terbakar dari logam.
Pada tingkatan ini cairan membutuhkan
campuran bahan-bahan lainnya untuk memberikan sifat-sifat baja yang diinginkan.
Karenanya sejumlah karbon, mangan dan silisium yang sesuai harus ditambahkan
pada cairan. Ini dilakukan dengan menambah unsur-unsur tersebut di atas dalam
jumlah yang diketahui. Biasanya dalam bentuk batu bara, ferro mangan dan ferro
silisium ke dalam sendok penyerok, tempat baja dialirkan.
1.3.2.6Konvertor Martin
Suatu cara lain untuk membuat baja dari besi kasar terjadi dengan bantuan
konvertor martin. Konvertor
martin terdiri dari satu tungku dimana berada bahan lumeran dan pada umumnya 4
ruangan di mana gas dan udara dapat dipanaskan terlebih dahulu.
Gas dapat diperoleh
dari dapur tinggi, oven kokas atau dari minyak yang di gaskan. Gas yang banyak
dipakai adalah apa yang disebut gas generator. Gas yang dipanaskan terlebih
dahulu dan udara membakar dan menyapu sebagai nyala api di atas cairan. Gas
bekas yang panas dimasukkan melalui dua ruangan dan memanaskan ruangan
tersebut.
Setelah waktu tertentu katup-katup dibalik sehingga gas dan udara yang dimasukkan mengalir melalui ruangan yang dipanaskan terlebih dahulu itu dan kemudian dengan cara pemanasan terlebih dahulu ini kita meningkatkan suhu oven. Sekalipun konvertor martin dibangun untuk pembuatan baja dari baja tua, ternyata oven juga berguna untuk fabrikasi baja dari besi kasar dan besi tua atau bijih. Nyala api yang menyapu memanaskan isi oven dan mengoksidasikan campuran tambahan. Dengan bahan imbuh campuran tambahan yang diosidasikan membentuk terak. Terak ini akan menutup hubungan lanjut dari isi oven dengan nyala api, jikalau dalam cairan tidak ditambahkan besi tua atau bijih.
Zat asam dari sini
mengoksidasikan yaitu dalam cairan, campuran tambahan seperti zat arang,
silisium, mangan dan sebagainya. Hasil yang terbakar naik melalui cairan
lapisan bawah juga bersentuhan dengan nyala api. Setelah kira-kira 6 jam proses
berakhir dan oven dapat disalurkan.
Hasil akhir konvertor martin disebut baja martin. Baja ini bermutu
baik, karena susunannya dapat ditentukan dengan teliti disebabkan proses yang
memakan waktu yang panjang. Oleh karena itu baja ini berguna untuk pembuatan
konstruksi dan bagian-bagian mesin (seperti baut, poros, poros engkol, batang
penggerak dan pasak).
1.3.2.7 Dapur Listrik Busur Cahaya
Dapur ini terdiri atas tungku baja berbentuk bulat yang dangkal, dilapis dengan bahan tahan api. Tiga batang elektroda karbon yang dapat dinaikkan dan diturunkan, masuk ke dalam dapur melewati tutup dapur dan menyentuh logam yang akan dilebur.
Arus listrik
dialirkan melalui elektroda-elektroda itu dan membentuk sirkuit dengan logam. Bila
sirkuit tercapai, elektroda-elektroda dinaikkan, maka arus meloncati celah
antara ujung-ujung elektroda dan logam. Bunga api yang menjembatani celah itu
disebut busur cahaya. Panas yang dibangkitkan oleh busur cahaya menyebabkan
logam menjadi cair. Proses ini dapat memproduksi sampai 20 ton baja berkualitas
tinggi.
1.3.2.8 Proses
Oksigen Basa (Proses L.D.A.C)
Mula-mula
dikembangkan di Linz dan Donawitz di Austria sebagai proses L.D., kemudian
dikembangkan lebih lanjut di Luksemburg sebagai proses LDAC. Proses ini
merupakan metode yang sederhana, ekonomis dan berhasil baik dalam pengolahan baja. Dipergunakan
sejenis dapur yang sederhana.
Pancaran oksigen
bertenaga tinggi dari atas di injeksikan ke dalam besi cair. Oksigen mengalir
lewat pengabut yang didinginkan dengan air, yang disebut tombak, yang
memungkinkan baja bebas nitrogen dapat diproduksi dengan cepat. Oksigen yang
dimasukkan melalui tombak bereaksi dengan karbon, silisium dan mangan
dalam besi membangkitkan panas yang
diperlukan untuk pengolahan. Dalam proses pengolahan baja ini tidak dibutuhkan
panas dengan jalan lain.
Untuk menangani besi
yang mengandung banyak fosfor, yang kadang-kadang diolah di Inggris dan Eropa,
dibutuhkan banyak kapur. Kapur itu dimasukkan dari sebuah alat pembagi, yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tombak, bersama-sama dengan pancaran
oksigen. Jumlah kapur yang dimasukkan tergantung pada kadar fosfor bijih besi.
Inilah proses LDAC. Kapur memasuki daerah suhu tinggi dan membentuk terak basa
yang mampu meniadakan fosfor dari cairan. Terak ini disalurkan pada sebahagian
perjalanan selama proses peleburan berlangsung dan terbentuk terak baru.
1.3.3
Jenis-jenis
Logam
Pembagian jenis-jenis logam dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:
1.3.3.1 Logam Ferro
Logam ferro yang dimaksud disini adalah logam
besi. Logam besi dalam pemakaiannya terlampau lunak, sehingga dipadukan dengan
zat arang untuk mendapatkan sifat kekerasan. Adapun menurut pembagiannya logam
ferro dibagi menjadi:
a.
Besi
Tuang
Komposisi : Campuran
besi dan karbon, kadar karbon sekitar 4%
Sifat : Rapuh, tidak
dapat ditempa, baik untuk dituang, kuat dalam pemadatan, lemah dalam tegangan
Penggunaan : Alas
mesin, meja datar, badan ragum, bagian-bagian mesin bubut, blok silinder,
cincin torak.
b.
Besi
Tempa
Komposisi : 99% besi
murni dengan sidikit kotoran.
Sifat : Dapat
ditempa, liat, tidak dapat dituang, tetap seperti adonan bila dipanasi.
Penggunaan : Rantai jangkar, kait keran, landasan kerja plat.
c.
Baja
Lunak
Komposisi : Campuran
besi dan karbon. Kadar karbon 0,1% - 0,3%.
Sifat : Dapat
ditempa, liat
Penggunaan :
d.
Baja
Karbon Sedang
Komposisi : Campuran
besi dan karbon. Kadar karbon 0,4% - 0,6%.
Sifat : Lebih kenyal
daripada keras
Penggunaan : Benda
kerja tempa berat, poros, rel baja
e.
Baja
Karbon Tinggi
Komposisi : Campuran
besi dan karbon. Kadar karbon 0,7% - 1,5%.
Sifat : Dapat
ditempa, dapat disepuh keras dan dimudakan, mudah ditempa
Penggunaan : Kikir,
pahat, gergaji, tap, stempel, alat-alat mesin bubut dan sebagainya.
f.
Baja
Cepat Tinggi
Komposisi
: Baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobal, chrom atau tungsten.
Sifat
: Rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kerasnya, dapat disepuh keras dan
dimudakan.
Penggunaan
: Mesin bubut, alat-alat mesin, mesin bor dan sebagainya.
1.3.3.2 Logam Non Ferro
Logam Non Ferro disebut
juga dengan logam bukan besi, karena tidak mempunyai kandungan besi (Fe)
Menurut
·
Logam
Berat
Semua logam bukan besi
yang mempunyai
Contoh : Tembaga (Cu),
Seng (Zn), Crom (Cr), Nikel (Ni), dll.
·
Logam
Ringan
Semua logam bukan besi
yang mempunyai
Contoh : Aluminium (AI),
Titanium (Ti), Magnesium (Mg), Berylium (Be).
·
Logam
Mulia
Logam mulia tersebut
dikategorikan juga termasuk logam berat, tetapi mempunyai sifat-sifat khusus
seperti :
Tahan terhadap bahan
kimia, tahan terhadap korosi, dll.
Contoh : Emas (Au),
Platina (Pt), Perak (Ag).
Dari logam non ferro
berat yang penting dalam paduan disebut tembaga, timah dan timbal. Dalam paduan
ini dapat digunakan logam-logam berat sebagai unsure paduan seperti seng,
antimon, perak, emas dan cadmium. Logam non ferro berat nikel, molibden dan
wolfram merupakan elemen penting sebagai elemen paduan dalam baja.
Logam non ferro
ringan yang penting dalam paduannya disebut aluminium dan maknesium.
Sifat mekanik logam
non ferro pada umumnya tidak baik, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan
paduan. Sedangkan pada umumnya logam non ferro tahan terhadap korosi, hal ini
disebabkan kulit korosi yang kuat. Beberapa logam non ferro seperti tembaga dan
aluminium mempunyai daya penghantar panas dan daya penghantar listrik yang
baik.
a.
Tembaga
Warna : Coklat
kemerah-merahan.
Sifat : Dapat
ditempa, liat, penghantar panas dan listrik yang baik, kukuh.
Penggunaan : Suku
bagian listrik, pemipaan, alat-alat dekorasi dan sebagainya
b.
Aluminium
Warna
: Biru Putih
Sifat
: Dapat ditempa, liat, bobot ringan, penghantar yang baik, baik untuk dituang.
Penggunaan
: Alat-alat masak, reflector, industri mobil, industri pesawat terbang
c.
Timbel
Warna : Biru kelabu.
Sifat : Dapat
ditempa, sangat liat, tahan korosi air dan asam, bobot sangat berat.
Penggunaan ; Kabel,
baterai, bubungan atap.
d.
Timah
Warna : Bening
keperak-perakan.
Sifat : Dapat
ditempa, liat tahan korosi.
Penggunaan : Melapisi
lembaran baja lunak (pelat timah), industri pengawetan.
1.3.3.3 Campuran Non Ferro
Campuran non ferro
ini merupakan campuran antara logam non ferro berat maupun logam non ferro
ringan. Yang termasuk campuran non ferro antara lain:
a.
Komposisi
: Tembaga 65%, seng 35%
Sifat
: Empuk, lunak
Penggunaan
: Batang, kawat, sekrup, paku keeling, tuangan
b.
Perunggu
Fospor
Komposisi:
Tembaga 90%, timah 9%, fosfor 1%
Sifat:
Kenyal, tahan korosi dengan baik
Penggunaan:
Bantalan mesin, pompa air
c.
Duralumin
Komposisi: Aluminium
95%, tembaga 4%, mangan 1%
Sifat: Dapat ditempa,
liat, dapat dipukul dengan palu, direntang
Bobot: Ringan, kukuh
Penggunaan: Pesawat
terbang, suku bagian kendaraan, paku keeling, mur, baut
d.
Pelat
Timah
Lembaran tipis baja
lunak dilapis timah pada kedua belah sisi dan pada semua tepinya. Harus
berhati-hati benar dalam menangani dan menyimpan pelat timah. Lembaran pelat
timah harus disimpan dengan kertas atau bahan lain yang sesuai di antara setiap
pelat untuk mencegah lepasnya lapis timah karena sesuatu hal. Bila lapis timah
hilang akan timbul karatan. Pelat timah harus diberi tanda dengan pensil tajam
dan dipotong tepat menurut garis itu. Tepi potongan harus dilapis dengan
pateri, juga untuk mencegah terjadinya karatan. Bila tepi potongan berada pada
sambungan, maka pematerian tepi dilakukan pada waktu memateri sambungan.
Pelat timah sama
sekali tidak boleh dipukul dengan martil. Harus dipergunakan kayu keras atau
martil kayu. Landasan pande timah atau potongan-potongan kayu keras yang sesuai
bentuknya dapat dipergunakan sebagai sarana pembentuk.
1.3.4 Sifat-Sifat Logam
Untuk dapat menggunakan
bahan teknik dengan tepat, maka bahan tersebut harus dapat dikenali dengan baik
sifat-sifatnya yang mungkin akan dipilih untuk dipergunakannya. Sifat-sifat
bahan tersebut tentunya sangat banyak macamnya.
1.3.4.1
Sifat-Sifat
Umum Logam
Secara umum sifat-sifat bahan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Sifat Kimia
Dengan sifat kimia
diartikan sebagai sifat bahan yang mencakup antara lain kelarutan bahan
tersebut terhadap larutan kimia, basa atau garam dan pengoksidasiannya terhadap
bahan tersebut. Salah satu contoh dari sifat kimia yang terpenting adalah :
korosi.
b.
Sifat
Teknologi
Sifat teknologi adalah
sifat suatu bahan yang timbul dalam proses pengolahannya. Sifat ini harus
diketahui terlebih dahulu sebelum mengolah atau mengerjakan bahan tersebut.
Sifat – sifat teknologi
ini antara lain :
Sifat mampu las (Weldability), sifat mampu dikerjakan
dengan mesin (Machineability), sifat
mampu cor (Castability), dan sifat
mampu dikeraskan (Hardenability).
c. Sifat Fisika
Sifat fisika adalah
perlakuan bahan karena mengalami peristiwa Fisika, seperti adanya pengeruh
panas, listrik dan beban. Yang termasuk golongan sifat fisika ini adalah :
sifat panas, sifat listrik, sifat mekanis.
d. Sifat Panas
Sifat-sifat yang timbul karena
pengaruh panas yaitu : sifat-sifat karena proses pemanasan dan karena perubahan
bentuk atau ukuran karena pengaruh panas (pemuaian/penyusutan). Pengaruh panas
panas dapat juga merubah struktur bila kombinasi pemanasan dan pendinginan
dilakukan pada kecepatan waktu tertentu. Hal ini banyak mempengaruhi atau dapat
merubah sifat mekanis dari bahan tersebut. Proses ini dikenal dengan nama
perlakuan panas atau “heat-treatment”.
e. Sifat Listrik
Sifat listrik dari bahan
adalah penting, karena sifat dari bahan inilah sekarang banyak digunakan untuk
Televisi, Radio, dan Telepon. Sifat – sifat listrik dari bahan yang terpenting
adalah : ketahanan dari suatu bahan terhadap aliran listrik dan daya hantarnya,
dan tidak semua bahan mempunyai daya hantar listrik yang sama. Bahan bukan
logam, seperti misalnya keramik, plastik adalah penghantar listrik yang tidak
baik, oleh karena itu bahan ini dipergunakan sebagai “Isolator”.
Semua bahan logam dapat
mengalirkan arus listrik, akan tetapi logam yang paling baik untuk penghantar
listrik adalah aluminium dan tembaga. Oleh karena itulah dalam teknik listrik
bahan tersebut banyak dipergunakan sebagai Konduktor, Kabel, Panel Penghubung
dan alat-alat listrik lainnya.
f.
Sifat
Mekanik
Sifat mekanik suatu bahan
adalah kemampuan bahan untuk menahan beban-beban yang dikenakan kepadanya.
Dimana beban-beban tersebut dapat berupa beban tarik, tekan, bengkok, geser,
puntir, atau beban kombinasi.
1.3.4.2 Sifat-Sifat Mekanik Logam
Sifat–sifat mekanik logam
seperti yang telah diuraikan pada sifat umum logam, dimana bahan logam harus
mampu dikenakan beban kepadanya. Hal ini dilakukan untuk pengerjaan atau
perlakukan lebih lanjut. Adapun sifat-sifat mekanik yang terpenting antara lain
:
1.
Kekuatan (strenght) menyatakan kemampuan bahan
untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan tersebut menjadi patah Kekuatan
ini ada beberapa macam, dan ini tergantung pada beban yang bekerja antara lain
dapat dilihat dari kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan
puntir, dan kekuatan bengkok.
2. Kekerasan (hardness) dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk tahan terhadap
goresan, pengikisan (abrasi),
penetrasi. Sifat ini berjkaitan erat dengan sifat keausan (wear resistance). Dimana kekerasan ini juga mempunyai korelasi
dengan kekuatan.
3.
Kekenyalan (elasticity) menyatakan kemampuan bahan
untuk menerima tegangan tanpa mngakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang
permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila suatu bahan mengalami tegangan maka
akan terjadi perubahan bentuk. Bila tegangan yang bekerja besarnya tidak
melewati suatu batas tertentu maka perubahan bentuk yang terjadi bersifat
sementara, perubahan bentuk ini akan hilang bersama dengan hilangnya tekanan,
maka sebagian bentuk itu tetap ada walaupun tegangan telah dihilangkan.
Kekenyalan juga menyatakan
seberapa banyak perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan
bentuk yang permanen mulai terjadi, dengan kata lain kekenyalan manyatakan
kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima
beban yang menimbulkan deformasi.
4. Kekakuan (stiffness) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan
atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi. Dimana dalam beberapa hal kekakuan ini
lebih penting dari pada kekuatan.
5. Plastisitas (plasticity) menyatakan kemampuan bahan
untuk mengalami sejumlah deformasi plastis yang permanen tanpa mengakibatkan
terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi bahan yang akan diproses
dengan berbagai proses pembentukan seperti, forging,
rolling, extruding dan sebagainya. Sifat ini sering juga disebut sebagai
keuletan atau kekenyalan (ductility).
Bahan yang mampu mengalami deformasi plastis yang cukup tinggi dikatakan
sebagai bahan yang mempunyai keuletan atau kekenyalan tinggi, dimana bahan tersebut
dikatakan ulet atau kenyal (ductile).
Sedanga bahan yang tidak menunjukkan terjadinya deformasi plastis dikatakan
sebagai bahan yang mempunyai keuletan yang rendah atau dikatakan getas atau
rapuh (brittle).
6.
Ketangguhan (toughness) menyatakan kemampuan bahan
untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga
dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang diperlukan untuk
mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit untuk diukur.
7.
Kelelahan (fatique) merupakan kecenderungan dari
logam untuk patah bila menerima tegangan berulang-ulang (cyclis stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan
elastisitasnya. Sebagian besar darikerusakan yang terjadi pada komponen mesin
disebabkan oleh kelelahan. Karenya kelelahan merupakan sifat yang sangat
penting tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang
mempengaruhinya.
8.
Keretakan (crack) merupakan kecenderungan suatu
logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya merupakan fungsi waktu,
dimana pada saat bahan tersebut menerima beban yang besarnya relatif tetap.
Berbagai sifat mekanik
diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu sifat mekanik
statik, sifat terhadap beban statik, yang besarnya tetap atau berubah dengan
lambat, dan sifat mekanik dinamik, sifat mekanik terhadap beban, yang
berubah-rubah atau mengejut. Ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan
mungkin berbeda terhadap cara pembebanan yang berbeda.
0 Reviews:
Posting Komentar