AUTOMOTIVE EDUCATION

Blog ini berisi tentang materi-materi pembelajaran SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor dan Teknik Ototronik. Selain itu juga berisi perangkat pembelajaran, kumpulan soal dan tutorial serta materi yang lainnya.

TEKNIK KENDARAAN RINGAN (OTOMOTIF)

SISTEM EFI (ELEKTRIK FUEL INJECTOR)

Read More

SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

Read More

DASAR-DASAR KEJURUAN MESIN

Read More

SISTEM EFI PADA AVANZA

Read More

TEKNIK SEPEDA MOTOR

MATERI SISTEM REM SEPEDA MOTOR

Read More

CONTOH SOAL PAS JURUSAN TSM SMK

Read More

DASAR-DASAR KEJURUAN MESIN

Read More

MATERI OVERHAUL SISTEM PENDINGIN

Read More

TEKNIK OTOTRONIK

SISTEM EFI (ELEKTRIK FUEL INJECTOR)

Read More

SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

Read More

DASAR-DASAR KEJURUAN MESIN

Read More

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI OTOMOTIF

Read More

MATERI LAIN-LAIN

PUASA DAN LEBARAN, BULAN PEMBOROSAN?

Read More

NAVIGASI

Read More

GARIS EDAR

Read More

BENARKAH TAHNIK TERMASUK IMUNISASI ISLAMI?

Read More

MATERI FAVORIT

Rabu, 09 Februari 2022

Komponen-Komponen Common Rail

Komponen-Komponen Common Rail 


Pada sistem common rail terdapat beberapa komponen pendukung. Komponen ini terdiri dari berbagai sensor dan aktuator untuk mendukung kerjanya. Seperti telah dijelaskan sebelumnya tentang gambaran dan benefit dari sistem common rail, berikut ini adalah penjelasan tentang komponen sistem common rail:

Gambar 1. Sistem Kerja Komponen Common Rail
(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwG6w2fCHE53jNCuP0hMUWlXg-t85TwBwQSG_nP96U3Y3tDj8Sn8RIXBMoJerXNhJuEGCyjWG8SiTPy5MQv8wC-x0tGZn7OVDfGzwDUQjbCktza5FRpT17s7yYD8PPrkXo_6mffurI2vwv/s1600/common+rails+fuel+system.jpg)

1. Tanki Bahan Bakar

Berfungsi untuk menyimpan bahan bakar dan digunakan selama berkendara.

2. Filter Bahan Bakar

Berfungsi untuk menyaring pertikel kotoran yang ikut terbawa oleh bahan bakar. Pada rakitan filter bahan bakar, terdapat water sedimenter untuk memisahkan air yang ikut terbawa bahan bakar/ solar bersasarkan berat jenisnya. Air dengan berat jenis lebih besar dari solar akan terpisah dibawah solar. Pada beberapa model dilengkapi dengan sensor / switch untuk mendeteksi jika filter dalam kondisi tersumbat.

3. Supply Pump

Fungsi utama adalah untuk menghisap bahan bakar dari dalam tanki, menaikkan tekanannya sampai maksimal 160 Mpa, dan dikirimkan ke komponen common rail. Didalam supply pump sendiri terdapat beberapa komponen, seperti plunger, check valve, cam ring, suction control valve (SCV), dan sensor temperatur bahan bakar. SCV mempunyai peran penting untuk mengatur volume bahan bakar yang dinaikkan tekanannya. SCV ini semacam katup solenoid, dimana pembukaannya dikontrol secara optimal oleh ECU berupa duty ratio.Pembukaan pada SCV akan berpengaruh terhadap besarnya tekanan bahan bakar yang terdapat di dalam pipa common rail.
Sensor temperatur bahan bakar berfungsi untuk mendeteksi temperatur bahan bakar / solar. Nilai pembacaan sensor ini digunakan sebagai koreksi penentuan volume injeksi.

4. Common Rail

Common rail adalah semacam pipa yang berisi bahan bakar bertekanan tinggi dari supply pump untuk dikirimkan ke masing-masing injektor. Desain dari pipa common rail cukup tebal agar mampu menahan tekanan tinggi bahan bakar. Di bagian common rail terdapat sebuah sambungan pipa dari supply pump, dan 4 sambungan pipa ke injektor (pada mesin 4 silinder). Pada ujung common rail terdapat fuel pressure sensor. Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi tekanan tinggi di dalam common rail, dan mengirimkannya ke Engine ECU. Pada ujung yang lain terdapat pressure limiter, berfungsi untuk membatasi tekanan maksimal pada common rail. JIka ada kegagalan pada sistem common rail, yang menyebabkan tekanan di dalam pipa common rail naik sampai batas maksimal, pressure limiter akan membuka untuk menurunkan tekanan tinggi tersebut, dan solar dialirkan kembali ke tanki. Pressure limiter bekerja secara mekanis berdasarkan kekuatan pegas.

5. Injektor

Injektor mempunyai fungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar, berdasarkan sinyal dari Engine ECU. Injektor di sistem common rail mempunyai desain yang kuat dan presisi. Untuk mengoperasikan injektor, dibutuhkan tegangan tinggi sampai max 150 V DC, sehingga dibutuhkan komponen bernama EDU. Pada ujungnya terdapat 6 – 8 lubang dengan diameter 0.14 mm. Hal itu menjadikan pengabutan bahan bakar menjadi baik. Terdapat pula resistor koreksi untuk mengkoreksi volume injeksi disetiap injektor.

6. Engine ECU

Engine ECU mempunyai peran untuk mengatur tekanan commonrail, mengatur volume dan timing injeksi, putaran idle dan sistem lainya berdasarkan sinyal yang dikirimkan dari berbagai sensor.

7. EDU (Electronic Drive Unit)

EDU mempunyai fungsi untuk meneruskan sinyal injeksi yang dikirimkan Engine ECU ke injektor. Didalam internal sircuit EDU terdapat mekanisme penaikan tegangan dari 12 V DC menjadi teganan tinggi (max 150 DC), untuk mengoperasikan injektor common rail.

8. Pipa Tekanan Tinggi

Pipa tekanan tinggi berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi dari supply pump ke pipa common rail, dan dari pipa common rail ke masing-masing injektor. Tidak diperkenankan untuk membengkokkan atau beberapa kali melepas sambungan, karena hal ini berpotensi menyebabkan kebocoran bahan bakar.

Selasa, 25 Januari 2022

Kode Error di Motor Injeksi Honda dan Cara Bacanya Tanpa Scanner

 Kode Error di Motor Injeksi Honda dan Cara Bacanya Tanpa Scanner

Kelebihan dari sistem injeksi bukan hanya konsumsi bahan bakarnya yang sangat irit, tapi juga memudahkan kita untuk memahami kerusakan motor. Melalui MIL (Malfunction Indicator Light) yang menyala di speedometer, sobat bisa tahu bagian motor yang mengalami kerusakan dengan tepat.

Jika motor dalam kondisi yang prima, ketika kunci kontak diposisikan ON, maka semua lampu indikator pada speedometer akan menyala kurang lebih selama 3 detik. Setelah itu, lampu akan padam kecuali lampu netral.

Tapi jika lampu indikator injection-nya tidak mati, malah berkedip-kedip, berarti ada masalah dengan salah satu komponen pada sistem injeksi motor.

Ada dua cara untuk membaca kedipan pada MIL, yaitu kedipan panjang dan kedipan pendek. Jika ditemukan kedipan pendek sebanyak 7 kali maka nilai MIL nya adalah 7 (tujuh).

Jika ditemukan kedipan panjang 1 kali + 2 kali kedipan pendek maka nilai MIL nya adalah 12 (duabelas). Untuk mengartikan error system antara satu dengan berikutnya, ada jeda kurang lebih 3-5 detik.

Sistem PGM-FI pada motor Honda cukup canggih. Sistem bisa melakukan diagnosa diri sendiri yang akan melaporkan kondisi yang tidak normal pada motor. Untuk itu, kalian perlu memahami kode kerusakan yang muncul di MIL motor injeksi Honda.

Lampu MIL adalah lampu indikator yang memberi informasi kerusakan motor pada sistem PGM-FI. Lampu MIL berada pada bagian spedometer motor yang ditandai warna orange. Apabila terjadi permasalahan pada sensor PGM-FI maka lampu MIL akan menyala dan berkedip.

Gambar 1. Letak Lampu MIL pada Vario 125 Old

Dalam kondisi normal, saat kunci kontak pada posisi on MIL akan menyala sekitar 0,3 detik dan akan mati kembali. Pada saat MIL menyala ECM akan mendeteksi ada tidaknya kerusakan pada sistem sensor.

Apabila tidak terjadi kerusakan maka MIL akan mati dan motor siap dinyalakan. Hal ini menandakan bahwa sistem injeksi dan sensornya masih aktif, bekerja dalam keadaan normal atau tidak terjadi kerusakan.

Tetapi jika terjadi kerusakan pada motor, maka MIL akan berkedip terus. Hal itu menandakan bahwa terjadi permasalahan pada sistem injeksi dan sensor-sensornya. Lampu MIL akan menyala berkedip terus menerus selama motor belum diperbaiki.

Cara Membaca Kode Kerusakan Motor Honda

Kerusakan dalam sistem injeksi bisa diketahui dengan membaca isyarat kedipan pada MIL. Untuk itu, kalian perlu mengetahui bagaimana cara membaca kedipannya. MIL ini akan berkedip panjang dan pendek, yang menunjukkan kode kerusakan di motor Honda.

Sebagaimana dikutip dari laman Honda Cengkareng, MIL mempunyai 2 macam kedipan yaitu:

·       Kedipan panjang (berlangsung selama 1,3 detik) – Satu kedipan panjang adalah ekuivalen dengan sepuluh kedipan pendek.

·       Kedipan pendek (berlangsung selama 0.3 detik) – Satu kedipan pendek adalah ekuivalen dengan satu kedipan.

Gambar 2. Pola MIL (https://henduino.github.io/)

Kedipan ini berlangsung selama 1,3 detik. Satu kedipan panjang adalah ekuivalen dengan sepuluh kedipan pendek. Jika satu kedipan panjang diikuti dengan dua kedipan pendek dibaca 12 kali kedipan (satu kedipan panjang = 10 kedipan, ditambah dua kedipan pendek).

Sebagai contoh, motor kalian pernah terjatuh dalam kondisi mesin hidup, sensor bank angle secara otomatis akan mematikan mesin demi alasan keselamatan.

Kadang, setelah motor terjatuh membuat sensor bank angle bermasalah, karena soketnya kendor. Maka MIL akan menunjukkan kode 54, yaitu 5 kedipan panjang diikuti 4 kedipan pendek.

Daftar Kode Kerusakan yang bisa muncul di MIL Motor Honda

Kedipan

Penyebab Kerusakan

Akibat Yang Ditimbulkan

1 Kedipan

Sensor MAP (Manifold Absolute Pressure)

·  Terjadi kerusakan pada sensor MAP dan tingkat kevakuman pada intake manifold tidak stabil

·  Akselerasi kurang baik

·  Mesin bekerja dengan normal, tetapi kurang tenaga pada putaran atas

7 Kedipan

Sensor ECT (Engine Coolant Temperature) atau sensor EOT (Engine Oil Temperature)

·  Sensor ECT atau rangkaiannya tidak berfungsi

·  Sambungan pada soket sensor ECT dan EOT terjadi Intermitten Failure (putus sambung)

·  Sulit dihidupkan pada suhu rendah

·  Mesin cepat panas

8 Kedipan

Sensor TP (Throttle Position)

·  Sensor TP atau rangkaiannya tidak berfungsi

·  Kontak yang longgar atau tidak baik pada konektor unit sensor

·  Boros bahan bakar

·  Akselerasi tidak baik

·  Mesin sering mati

9 Kedipan

Sensor IAT (Intake Air Temperature)

·  Sensor IAT atau rangkaiannya tidak berfungsi

·  Kontak yang longgar atau tidak baik pada konektor unit sensor

·  Akselerasi kurang baik

·  Mesin bekerja dengan normal, tetapi kurang tenaga pada putaran menengah

11 Kedipan

Sensor VS (Vehicle Speed) atau kecepatan kendaraan

·  Sensor VS atau rangkaiannya tidak berfungsi

·  Kontak yang longgar atau tidak baik dari konektor sensor VS

·  Indikator Speedometer tidak berfungsi

·  ISS tidak berfungsi (khusus untuk motor yang menggunakan ISS)

12 Kedipan

Sistem Injector

·  Injector atau rangkaiannya tidak berfungsi

·  Kontak yang longgar atau tidak baik pada konektor Injector

·  Mesin tidak dapat dihidupkan

·  Injector, pompa bahan bakar dan coil pangapian mati

21 Kedipan

Sensor O2 (Oxigen Sensor)

·  Sensor O2 atau rangkaiannya tidak berfungsi

·  Kontak yang longgar atau tidak baik pada sensor O2

·  Mesin sulit dihidupkan

·  Bunyi letupan pada bagian knalpot

29 Kedipan

Rangkaian IACV (Intake Air Control Valve)

·  IACV atau rangkaiannya tidak berfungsi

·  Kontak yang longgar atau tidak baik pada sensor IACV

·  Mesin sulit dihidupkan, putaran stasioner kasar

·  Boros bahan bakar

33 Kedipan

EEPROM ECM (Elektrically Erasable Progammable Read Only Memory Engine Control Module)

·  ECM atau rangkaiannya tidak berfungsi

·  Kontak yang longgar atau tidak baik pada konektor ECM

·  Mesin tidak dapat dihidupkan

·  Mesin sering mati

52 Kedipan

Sensor CKP (Crankshaft Position)

·  Sensor CKP atau rangkaiannya tidak berfungsi

·  Kontak yang longgar atau tidak baik pada sensor CKP

·  Mesin sering mati/sulit dihidupkan

·  Putaran stasioner kasar

·  Motor bekerja dengan normal tetapi akselerasi kurang di semua kecepatan

54 Kedipan

Sensor BAS (Bank Angle Sensor)

·  Sensor bank angle atau rangkaiannya tidak berfungsi

·  Kontak yang longgar atau tidak baik pada sensor BAS

·  Sensor bank angle tidak bekerja (Mesin tetap hidup pada saat sepeda motor jatuh)


Referensi:

1.    https://www.carmudi.co.id/journal/kenali-kode-kerusakan-di-motor-injeksi-honda-antisipasi-saat-terjadi-kerusakan/

2.    https://www.dayaauto.co.id/pahami-kode-kerusakan-motor-injeksi-honda-tiap-kedipan-lampu-punya-arti/


Minggu, 02 Mei 2021

Gambar Teknik

 a) Fungsi Gambar

Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud, terutama bagi orang-orang teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa Teknik. Sebagai bahasa teknik, diharapkan sebuah gambar dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat & obyektif.
Dalam bidang otomotif, gambar proyeksi, gambar potongan sering digunakan untuk menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian luar, menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian dalam serta membantu menjelaskan prinsip-prinsip kerja mesin.
Simbol-simbol, kode-kode dan diagram kerja/rangkaian sistem kelistrikan juga digunakan pada bidang otomotif. Bahkan pada mobil-mobil baru selalu disertakan buku manual (manual book) yang berisi gambar-gambar dan keterangan tentang mobil tersebut. Penunjukkan gambar-gambar dalam buku manual dapat mempermudah para mekanik dan pemiliki kendaraan untuk memelihara/servis serta memperbaiki kendaraan.

Gambar teknik mempunyai beberapa fungsi yaitu :

(1) Penyampaian Informasi
Gambar mempunyai tugas menyampaikan maksud dari perancang dengan tepat kepada pihak lain misalnya perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan perakitan produk/ komponen.
Apabila kita mengamati proses pembuatan produk/komponen mesin, selalu kita temukan gambar. Gambar tersebut digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan bentuk dan ukuran-ukuran produk/komponen mesin yang akan dibuat.
Simbol-simbol, kode-kode dalam bentuk diagram rangkaian kelistrikan digunakan untuk menyampaikan informasi tentang komponen-komponen kelistrikan, jalur-jalurpengawatan dan sebagainya. Apabila rangkaian kelistrikan digambar dengan gambar aslinya, maka ilustrasinya akan menjadi rumit dan sulit untuk dimengerti.

(2) Pengawetan dan Penyimpanan
Gambar merupakan data teknis yang tepat. Teknologi dari suatu perusahaan dipadatkan dan dikumpulkan pada gambar. Oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan, tetapi gambar-gambar digunakan sebagai bahan informasi untuk perencanaan baru di kemudian hari. Untuk ini diperlukan cara penyimpanan , kodifikasi nomor urut gambar dan sebagainya.

(3) Penuangan gagasan dan Pengembangan
Gagasan-gagasan baru untuk pengembangan pada awalnya masih berupa konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran. Konsep abstrak tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk gambar sketsa, kemudian gambar sketsa diteliti, dievaluasi secara berulang-ulang sehingga didapatkan gambar-gambar baru yang sempurna.
Dengan demikian gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi berfungsi juga sebagai peningkat daya berfikir, sekaligus untuk penuangan gagasan-gagasan baru untuk pengembangan.

b) Standar Gambar Teknik
Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komonikasi teknik. Orang-orang terkait dalam bidang gambar teknik perlu mengetahui tentang standar. Orang-orang terkait tersebut antara lain siswa pada kelompok teknologi dan industri, para perencana produk, operator mesin, operator perakitan, mekanik dan pengontrol mutu dari suatu produk/mesin.
Standar gambar teknik dapat diberlakukan di dalam lingkungan perusahaan, antar perusahaan/industri di dalam suatu negara, bahkan standar gmbar teknik dapat diberlakukan pada industri antar negara yang dikenal dengan Standar Internasional atau disingkat S 1.
Negara-negara yang sudah membuat standar antara lain :
(1) Jepang ( JIS )
(2) Belanda ( NEN )
(3) Jerman ( DIN )
(4) Indonesia ( SII )
(5) Standar Internasional ( ISO )
ISO (Internasional Standardization for organization)bertujuan untuk menyatukan pengertian teknik antar bangsa dengan jalan membuat standar. Standar yang dibuat tersebut kemudian dibawa ke forum internasional dengan tujuan :
(1) Memudahkan perdagangan nasional maupun internasional
(2) Memudahkan komunikasi teknik
(3) Bagi negara-negara berkembang, dapat memberi petunjuk-petunjuk praktis
pada persoalan khusus dalam bidang teknik. 
2) Memahami alat-alat gambar & cara penggunaannya
Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap dan cara menggunakan, membersihkan dan menyimpan alat-alat dengan baik.
Alat-alat gambar yang bisa digunakan dalam mengambar teknik antara lain :
a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya)
b) Pensil, pena atau rapido
c) Jangka dan kelengkapannya
d) Macam-macam mistar (mistar segitiga, mistar)
e) Macam-macam mal
f) Papan gambar dan Meja gambar
g) Penghapus dan pelindung penghapus
h) Mesin gambar 
a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya)
Macam-macam kertas gambar yang digunakan sesuai dengan tujuan gambar meliputi :
- Kertas gambar untuk tata letak. Untuk gambar tata letak dengan pensil dipergunakan kertas gambar putih biasa, kertas sketsa atau kertas milimeter.
- Kertas gambar untuk gambar asli. Gambar asli digambar pada kertas kalkir, karena gambar cetak biru (blueprint) atau cetak kontak dibuat langsung dari gambar tersebut. Kualitas kertas yang baik adalah tahan lama, tahan lembab, mudah untuk menggambar pensil/tinta dan mudah dicetak kembali.
- Film gambar dipergunakan untuk gambar yang teliti, dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama dan tidak boleh memuai maupun menyusut.
Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar yang sudah terstandar. Sesuai dengan sistem ISO(International Standardization for Organization) dan NNI (Nederland Normalisatie Instituet), ukuran kertas gambar ditentukan sebagai berikut (lihat tabel 1).

Tabel 1 ukuran kertas gambar

Ukuran

Ukuran

Sisi Kiri

C (Constant)

Lebar

Panjang

A 0

841 mm

1189 mm

20 mm

10 mm

A 1

594 mm

841 mm

20 mm

10 mm

A 2

420 mm

594 mm

20 mm

       10 mm

A 3

297 mm

420 mm

20 mm

       10 mm

A 4

210 mm

297 mm

20 mm

  5 mm

A 5

148 mm

210 mm

20 mm

  5 mm


Keterangan : C (Constan) pada tabel adalah ukuran
tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan. Sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan 20 mm hal ini di maksudkan agar gambar-gambar yang akan dibundel tidak terganggu gambarnya.
Dari ukuran kertas pada tabel maka untuk mendapatkan ukuran kertas A 1 didapat dari A 0 dibagi dua, ukuran kertas A 2 didapat dari A 1 dibagi dua, ukuran kertas A 3 didapat dari A 2 dibagi dua dan ukuran kertas A 4 didapat dari A 3 dibagi dua.

Kertas gambar Ukuran A 0
Ukuran kertas gambar dengan garis tepi 
b) Pensil, Pena atau Rapido dan Penggunaannya
Pensil yang dipakai untuk menggambar ada tiga macam yaitu pensil biasa, pensil yang dapat diisi kembali, dan pensil mekanik. Ketiga jenis pensil ini memiliki tingkat kekerasan tertentu mulai dari yang lunak sampai keras. Adapun tingkat kekerasan pensil dapat dilihat pada tabel 2.

  Tabel 2 Tingkat Kekerasan Pensil

Lunak

Sedang

Keras

2 B

3 B

4 B

5 B

6 B

7 B

B

HB

F

H

2 H

3 H

4 H

5 H

6 H

7 H

8 H

9 H


Angka di depan huruf H menunjukkan tingkat kekerasannya (semakin besar angkanya semakin keras). Sedangkan angka di depan huruf B menunjukkan kelunakannya (semakin lunak, angkanya semakin besar).
Meruncingkan dan Menggunakan Pensil
Untuk meruncingkan pensil jenis biasa, gunakanlah ampelas halus (no. 220 atau no. 400) atau kikir halus, dengan cara pensil dipegang antara jari telunjuk dan ibu jari kemudian saat mengasah pensil diputar (gambar 1.5)


Gambar 1.5 Mengasah pensil
Untuk mendapatkan garis yang baik (rata/tajam) maka pensil harus ditarik dengan diputar sambil ditekan pelan-pelan, kedudukan pensil 60o terhadap garis yang akan dibuat (lihat gambar 1.6)
Gb. 1.6 Cara menarik garis dengan menggunakan pensil.
Pena gambar digunakan untuk membuat gambar asli yaitu gambar yang ditinta. Pena gambar ada dua macam, yaitu pena dengan mata/daun dapat diatur (trek-pen) dan pena dengan ketebalan tetap dengan ukuran yang bermacam-macam yang biasa disebut dengan nama rapido (lihat gambar 1.8)


Gb. 1.7 Rapidograf dan bagian-bagiannya

Keterangan : 
1. Rapido
2. Mahkota/Kepala (luas)
3. Mahkota/Kepala (dalam)
4. Tutup
5. Kunci pembuka pena
6. Tabung tinta
7. Rumah pena
8. Pena
9. Tangkai
Bagian – bagian Pena Gambar

Gb.1.8 Bagian-bagian pena gambar / trekpen
Bagian – bagian pena gambar terdiri dari :
No. 1. Mur pengatur berfungsi mengatur kekebalan garis yang di inginkan (lihat
ukuran 2 di bawah)
No. 2. Masa pena (daun pena) yang dapat bergerak sesuai dengan putaran mur no 1
No. 3. Tangkai
No. 4. Lubang pengunci
No. 5. Baut pengikat pena
No. 6. Daun pena (mata pena) yang dapat di putar
No. 7. Bagian – bagian pena yang perlu mendapatkan perawatan (dibersihkan atau diratakan)

Gb.1.9: Penggunaan pena gambar( trek-pen) 
Penggunaan pena gambar (trek-pen)
Hal – hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan trek penadalah sebagai berikut :
a. Tinta yang kita isikan di antara dua mata pena dengan tinggi x pada gambar 1.8, jangan terlalu banyak (x = ± 3-5 mm).
b. Bagian luar daun pena harus dalam keadaan bersih (bebas tinta). Lihat no 7 pada gambar 1.8.
c. Penggaris yang kita pakai harus diganjal pada bagian bawahnya (antara kertas no. 10 dengan mistar no. 9 pada gambar 1.8 , dipasangpada gambar atau diletakkan mistar lain) atau dapat pula dengan cara membalik penggaris dengan kedudukan bagian miringnya berada di bawah (lihat gambar 1.9).
d. Pada saat menarik garis, harus tegak dan ditarik 600 ke arah garis yang dibuat (lihat gambar 1.9)
Hindarkan pena bagian lunaknya basah dengan tinta, karena tinta tersebut akan membasahi mistar dan terisap oleh kertas. Sehingga antara kertas dan mistar terjadi pelebaran tinta (lihat gambar 1.10. a). Tampak pada gambar 1.10.b garis yang dihasilkan tidak memuaskan (gagal)


Pemeliharaan Rapido dan Pena gambar (trek-pen)
Cara membersihkan rapido adalah sebagai berikut :
a. Lepaskan pena dari tangki/rumahnya dengan menggunakan kunci pena yang tersedia.
b. Semprotkan air/ledeng/keran ke arah pena (lihat gambar) !
c. Untuk mengeluarkan tinta di dalam pen, ketuk-ketukkan pen tersebut secara perlahan, kemudian semprot kembali dengan air keran sampai bersih !

 
Setelah dipakai trek-pen harus segera dibersihkan. Cara membersihkannya adalah dengan memutar daun/mata pena kemudian bagian dalam dari trek-pen tersebut dibersihkan dengan lap/tissue.
Jika kedua bagian mata pena tidak rata, maka mata pena harus diratakan dengan cara mengasahnya pada batu asah atau ampelas halus (lihat gambar 1.12). 
b) Penggaris dan cara Penggunaannya
Untuk menggambar dipergunakan beberapa macam penggaris antara lain :
(1) Penggaris segitiga : sepasang segitiga terdiri dari segitiga siku sama kaki, dan sebuah segitiga siku-siku 600.
(2) Penggaris – T (teken hak) : sebuah penggaris – T terdiri dari sebuah kepala dan sebuah daun. Penggaris – T digunakan untuk menarik garis-garis horizontal dengan cara menekankan kepala Teken hak pada tepi kiri dari meja gambar dan menggesernya ke atas atau ke bawah.
(3) Penggaris/mistar skala yaitu mistar untuk mengukur dengan ukuran skala, misalnya skala 1 : 2, 1 : 3 dan seterusnya.
Untuk mengetahui ketiga macam penggaris tersebut perhatikan gambar 1.13.





Gb.1.13: Macam-macam penggaris Gb.1.14: Penggunaan penggaris segitiga

Penggunaan Penggaris Segitiga
Sepasang penggaris segitiga dapat digunakan untuk membuat garis tegak lurus atau garis-garis sejajar, baik tegak maupun mendatar (lihat gambar 1.14 ) caranya sebagai berikut :
(1) Letakkan mistar 45o mendatar dengan posisi 1 !
(2) Letakkan mistar 30o / 60o rapat pada sisi bawah dan peganglah/tekan !
(3) Untuk membuat garis-garis sejajar sumbu x, geserkan mistar 45oke atas atau ke bawah (lihat anak
panah) sesuai dengan kebutuhan !
(4) Untuk membuat garis-garis sejajar sumbu Y atau garis-garis yang tegak lurus sumbu x, putarkan mistar 45o menjadi posisi 2
(5) Dengan cara menggeser mistar 45o pada posisi 1 dan memutar mistar 45o ke posisi 2, kita dapat membuat garis-garis mendatar maupun garis-garis tegak 

Pemeliharaan Penggaris / Mistar Segitiga
Yang perlu diperhatikan untuk pemeliharaan penggaris segitiga adalah :
(1) Sebelum digunakan, penggaris harus dibersihkan terlebih dahulu dengan lap atau jika perlu dicuci. Penggaris yang tidak dibersihkan akan mengotori kertas gambar.
(2) Penggaris jangan digunakan untuk membantu memotong kertas, ataupun digunakan untuk mengetok/memukul yang berakibat penggaris menjadi lecet, sehingga jika dipakai untuk menggambar maka hasil garisnya tidak lurus lagi
(3) Sebelum dipakai penggaris lebih baik diperiksa terlebih dahulu ketegaklurusannya, yaitu dengan meletakkan penggaris segitiga pada garis lurus (di atas segitiga lainnya) lihat gambar 1.15
.





Gambar 1.15 Memeriksa ketegak lurusan penggaris segitiga Gb.1.16 Mengampelas penggaris Segitiga

- Tempatkan penggaris segitiga pada posisi 1 dan buatlah garis (m) !
- Kemudian baliklah penggaris segitiga pada posisi 2 dan buatlah garis (n) !
- Jika garis m dan n yang dibuat hasilnya tidak sejajar (berimpit) maka penggaris tersebut harus diluruskan, yaitu dengan cara menggosokkan penggaris segitiga yang lengkung tersebut pada ampelas yang diletakkan di atas meja rata atau meja kaca (lihat gambar 1.16). Periksa kembali penggaris segitiga tersebut sampai garis yang dihasilkan sejajar/berimpit 
c) Jangka dan kelengkapannya.
Jangka adalah alat yang berfungsi untuk membuat lingkaran atau busur lingkaran baik dengan ujung pensil atau dengan tinta.
Macam – macam Jangka
Macam – macam jangka yang biasa digunakan untuk menggambar terdiri atas :
1) Jangka besar dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 100 mm sampai 200 mm.
2) Jangka sedang dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 50 mm sampai dengan 100 mm
3) Jangka kecil (jangka pegas) dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 5 mm sampai dengan 50 mm
4) Jangka orleon dipergunakan untuk membuat lingkaran yang tidak dapat dibuat oleh jangka kecil. Jangka orleon ini dapat dipergunakan menggambar lingkaran dengan diameter 1 mm sampai dengan 5 mm







Gbr.1.17 Macam-macam jangka 
Kotak Jangka (Penyimpan Jangka)
Jangka disimpan di dalam kotak jangka sesuai dengan tempat dan bentuk dari jangka tersebut (lihat gambar 1.18)


Gbr 1.18 Kotak Jangka 
e) Macam – macam Mal
Macam – macam mal yang dipergunakan untuk menggambar teknik terdiri atas mal huruf, mal busur (kurva), mal lingkaran, mal elips dan mal khusus (tanda-tanda pengerjaan dan semacamnya). 

(1)  Mal huruf
Mal huruf dipergunakan untuk membuat huruf dengan perantaraan pensil mekanik/rapido. Mal huruf mempunyai ukuran 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1,4; dan 2 mm (lihat gambar 1.19)


Gb 1.19 Mal huruf 
(2) Mal Busur (mal kurva)
Mal busur (mal kurva) dipergunakan untuk membuat lengkungan-lengkungan yang teratur misalnya lengkungan parabola, hiperbola, epicicloida, hipocicloida dan semacamnya. Contoh penggunaannya perhatikan gambar … . Untuk garis yang memotong 1, 2, dan 3 mal ditempatkan pada posisi 1, sedangkan untuk titik-titik 4, 5 dan 6, mal digeser pada posisi 2 sehingga didapat lengkungannya.


Gb 1.20 Mal kurva 
(3). Mal Elips
Mal elips dipergunakan untuk membuat elips misalnya gambar–gambar silinder, cincin poros dan bentuk–bentuk elips kainnya.

Gb 1.2 Mal Elips
Gambar di bawah merupakan gambar yang dibuat dengan pertolongan mal elips.


Gb. 1.22 Hasil gambar dengan menggunakan mal elips 

(3). Mal / Sablon dengan Bentuk lain
Mal/sablon dengan bentuk lain yang khusus ini mempunyai bentuk bermacam–macam. Misalnya untuk simbol–simbol pengerjaan, tanda pengerjaan, anak panah, lingkaran, simbol–simbol dan konstruksi pipa, konstruksi listrik dan lain–lain. Salah satu contoh mal dengan bentuk lain adalah mal untuk tanda pengerjaan (lihat gambar 1.23)


Gb. 1.23 Mal Khusus 
f). Penghapus dan Pelindung Penghapus
Penghapus dipergunakan untuk menghapus garis pensil yang tidak berguna agar tidak merusak kertas gambar dan tidak meninggalkan warna pada kertas gambar pergunakan penghapus putih yang halus.
Pelindung penghapus dipergunakan untuk menghilangkan garis yang berdekatan. Dengan alat ini garis–garis yang perlu dapat terlindung dari penghapusan. Hanya garis, atau bagian garis yang salah dapat dihapus (lihat gambar 1.24)

Gb. 1.24 Pelindung penghapus 
g) Papan gambar dan Meja gambar
Papan gambar ukurannya disesuaikan dengan ukuran kertas, misalnya untuk kertas ukuran A0 mempunyai ukuran 1200 mm x 900 mm, kertas ukuran A1 mempunyai ukuran 600 mm x 450 mm. Papan gambar harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang lurus, agar kepala dari penggaris – T dapat digeser. Gambar 1.25 menunjukkan sebuah standar papan gambar khusus yang dapat diatur ketinggiannya maupun kemiringannya. Papan gambar khusus yang dipasang di atas sebuah standar ini disebut juga meja gambar.

Gb. 1.25 Papan gambar
h) Mesin Gambar
Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat–alat gambar lainnya seperti busur derajat, pengganti – T, segitiga dan ukuran. Gambar 1.26 menunjukkan mesin gambar jenis kereta pada mesin ini pasangan penggaris dan alat putarnya ditempatkan pada sebuah kereta vertikal yang penggarisnya dapat digerakkan secara vertikal dan keseluruhannya dapat digerakkan secara horisontal pada kereta horisontal.

Gb 1.26 Mesin gambar jenis kereta 
3) Etiket (kepala gambar) dan Skala Gambar.
Setiap gambar kerja selalu ada etiketnya. Etiket dibuat di sisi kanan bawah kertas gambar. Yang dicantumkan pada etiket meliputi:
a) Nama yang membuat gambar, b) nama gambar, c) nama instansi/departemen/sekolah, d) nomor gambar, e) tanggal menggambar atau selesainya gambar, f) tanggal diperiksanya gambar dan nama yang memeriksa, g) ukuran kertas gambar yang dipakai, h) skala gambar, i) proyeksi yang dipakai pada gambar tersebut, j) satuan ukuran yang digunakan, k) berbagai data yang diperlukan untuk kelengkapan gambar. Contoh etiket seperti pada gambar 1.27

Gb 1.27 Etiket
Skala gambar adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran linier dari unsur yang sama dari benda. Ada 3 (tiga) macam skala gambar, yaitu : ukuran penuh, skala pembesaran, dan skala pengecilan. Skala pembesaran digunakan jika gambarnya di buat lebih besar daripada benda sebenarnya, misalnya ; 10 : 1, 5 : 1, 2 : 1. Skala penuh digunakan bilamana gambarnya di buat sama besar dengan benda sebenarnya ( 1 : 1 ). Skala pengecilan digunakan bilamana gambarnya di buat lebih kecil dari benda yang sebenarnya, misalnya : 1 : 2, 1 : 5, 1 : 10.
4) Huruf, Garis dan Konstruksi Geometri
a) Huruf dan angka

Dalam menggambar teknik, huruf-huruf, angka-angka dipergunakan untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul dan sebagainya. Syarat yang perlu diperhatikan pada huruf dan angka adalah harus mudah dibaca, mudah ditulis, jelas dan seragam.
Dalam ISO 3098 / 1 – 1974 diberikan contoh huruf miring dan huruf tegak.
Penulisan huruf dan angka tegak Penulisan huruf dan angka miring

 
Dasar ukuran diambil dari tinggi h dari huruf besar. Daerah standar tinggi huruf adalah sebagai berikut : 2,5, 3,5, 5,7, 14 dan 20 mm. Angka perbandingan tinggi dan lebar huruf diambil dari perbandingan ukuran kertas yang distandar yaitu Ö 2.
Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Jika terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm maka h akan menjadi 3,5 mm.
Berdasarkan perbandingan tebal huruf dan tinggi huruf, huruf dan angka dibagi menjadi dua tipe yaitu :
1) Tipe huruf A ( d = h / 14 )
2) Tipe huruf B ( d = h / 10 )
Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi-tinggi huruf kecil, jarak antara huruf-huruf, ruang minimum antara garis dasar dan jarak antara perkataan dijelaskan pada tabel 3.

Tabel 3 Perbandingan huruf yang dianjurkan

Huruf A ( d = h/14 )
Sifat 
Perbandingan 
Ukuran
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(Tanpa tangkai dan kaki) 
(14/14) h
(10/14) h 
2,5 3,5 5 7 10 14 20
- 2,5 3,5 5 7 10 14 
Jarak antara huruf a
Jarak minimum antara b
garis
Jarak minimum antara e
Perkataan 
(2/14) h
(20/14) h
(6/14) h 
0,35 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8
3,5 5 7 10 14 20 28
1,05 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4
Tebal huruf d 
(1/14) h 
0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4

Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d. 
Huruf B ( d = h/10 )
Sifat 
Perbandingan 
Ukuran
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(Tanpa tangkai dan kaki) 
(10/10) h(7/10) h 
2,5 3,5 5 7 10 14 20
- 2,5 3,5 5 7 10 14 
Jarak antara huruf a
Jarak minimum antara b
garis
Jarak minimum antara e
Perkataan 
(2/10) h
(14/10) h(6/10) h 
0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 4
3,5 5 7 10 14 20 28
1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 1,2
Tebal huruf d 
(1/10) h 
0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2
Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d.

Huruf dan angka jenis TECHNIC COLT
 
Huruf dan angka jenis ISOCT SHX










b) Garis
Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis dalam bentuk dan tebal sesuai penggunaannya. Jenis-jenis garis dan penggunaannya dapat dilihat pada table 4.
Tabel 4 Macam-macam garis dan penggunaannya.
(ISO. R 128)

Jenis garis 
Keterangan 
Penggunaan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQEuxDh1oGwoof1upu7qP0Lrg1SPdTP0BAeiqESZ-yysk6_MPqa3h1F3u8LGb80r5hY_K-CSZ1AIrtNBzkrdDKszhjRJY0pMBAS5tZdqqHugziUNLVIhwytKqC2xCHGRUZ-_15iCD71ag/s1600/image075.gif 
Tebal kontinu 
A1. Garis-garis nyata (gambar)
A2. Garis-garis tepi


Bhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6rBTebUQ9uatObta2BMzOJxKIv0KBcPA-ATGu93ryn7IZ9MBciheCTw9-9TbJZ4rqc2NmOa7-5OTw2PMy3nFFLFKx-2BBxEuy16ZLqsG0IUlWe6CgQup7gVf3NmpXLYjZfYvy4sqpL6o/s1600/image076.gif 
Tipis kontinu.
(lurus atau lengkung) 
B1. Garis-garis berpotongan khayal (imaginer).
B2. Garis-garis ukur.
B3. Garis-garis proyeksi/bantu.
B4. Garis-garis penunjuk.
B5. Garis-garis arsir.
B6. Garis-garis nyata dari penampang yang diputar ditempat.
B7. Garis sumbu pendek.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVIHKy0t256fuvc5MB0MWCqi628VfXBm37zALB6kBfQ0_ND_djONIivot8-SP2F6iFXGfH-NgZWN1tLiK_mcTaqlvGatKfzV5qcnvrh1JMrGghM6ykrwH86G8lEPlCK1IwTduhjm19U5k/s1600/image077.gifC. 
Tipis kontinu bebas 
C1. Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong, bila batasnya bukan garis bergores tipis.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMk_zRSoU8UKxjiYWZhfWQY-8IwvCpsChs2HQBxjxNny7VLfOr-hR7K0OGSjCrjJQprNLHYSAULImMJf2qbyn9KHyPBm4nvjYy593eaEODyYhzKkQSGDGb-CH2YDx1ZTsg6MNH-lZvEWE/s1600/image078.gifD. 
Tipis kontinu dengan sig-sag 
D1. Sama dengan C1.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8fiVubE-xfh3vnxthQbK12Igp8cbqff1nkr7ujDN0bRclbMxFm21zzu8-F4ad2d8sc0RTcWqDvt0n2ntStUxVcRYJJn-iBdS4qnqpw0ppv9rXICzPKxshyt0A9Gx4MDRiUxh5oYtiKvU/s1600/image078.gif


Garis gores tebal 
E1. Garis nyata terhalang.
E2. Garis tepi terhalang.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisTUi8DP3qSd_-7diHhVaklwaS6tHjp7Swd1c3TQHRYO59Pv8SVeW_KRYuSEHAAWGMQXB793d_n0LHeldAgODddMLxuUdeZKBUUJRtQ76xiW4OSKfcAAjTTHow-lJFOTMQqMAtj8nAIJs/s1600/image079.gif
Garis gores tipis 
F1. Garis nyata terhalang
F2. Garis tepi terhalang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNEeiZZyo0mgsA6LogZU24ud2ex3kFKGkStu-s2kk_7VNZZjJ1aQjuOvGRoSQiXeuOq1IWtlhi0UciSSEWMf1lZg0Upldx6V6NqzCt2oVA0MqepPg4DGSQHWcCFq5iP1knx5CIBWtJRfQ/s1600/image080.gif
Garis bergores tipis 
G1. Garis sumbu.
G2. Garis simetri.
G3. Lintasan.

Garis bergores tipis, yang dipertebal pada ujung-ujungnya dan arah perobahan arah. 
H1. Garis (bidang) potong.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdM9rliofKwKx53OPKMxYATUyhnKrkY1KbvlANYXlnYohbBYXGt8Ot_YtbBHROVYBv9wg8WoXEpJkqEmAYahQ0buugvGL5aWZNbTCQc1euIOWs8jV1UFRgjHlsDfPaWIFHD-jGB4Bxxo4/s1600/image085.gif
Garis bergores tebal. 
J1. Penunjukkan permukaan yang harus mendapat penangan khusus.
K
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizKsUPZDgH6_P7jU6_ZtmwjZQsDv-npUKTXzcn5RyOeVKJnzP2Stzrmff9K9RzkAINCEniDmlkCl6pg69RDvnWY0r0kuU3w_M5_7Y36E47flPUd-ip9qBDU_-9WV0zmYxSLQWl23DYVJE/s1600/image083.gif 
Garis bergores ganda tipis 
K1. Bagian yang berdampingan.
K2. Batas-batas kedudukan benda yang bergerak.
K3. Garis sistem (pada baja profil).
K4. Bentuk semula sebelum dibentuk.
K5. Bagian benda yang berada di depan bidang potong.
Pada gambar 1.27 a, gambar 1.27 b, dan gambar 1.27 c, memperlihatkan contoh-contoh penggunaan jenis-jenis garis.
 

Gb. 1.27 Penggunaan macam – macam garis
c) Konstruksi Geometri

(1) Membagi Garis Sama Panjang
Caranya :
(a). Gambarkan garis A-B (sembarang) !
(b). Lingkarkan jangka dengan jari-jari r1, dengan titik A sebagai pusatnya !
(c). Dengan tidak merubah jangka (r1 = r2), lingkarkan r2tersebut dengan
titik pusat di B, sehingga berpotongan di C dan D !
(d). Tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A-B di E, sehingga
AE = EB !

 Gb. 1.29 Membagi garis A – B sama besar 

(2) Membagi Garis Menjadi n Bagian Sama Besar
Caranya : lihat gambar 3.7 
(a) misalkan n = 15 bagian sama besar !
(b) tentukan garis AB dan gambarkan !
(c) tarik garis pertolongan dari titik A ke bawah dengan sudut sembarang !
(d) tentukan jangka dengan jari-jari r = A-1 !
(e) buatlah garis batas dengan jangka yang mempunyai jari-jari r tersebuit dengan titik pusat berturut-turut A-1, 2, 3, … , sampai dengan 14 !
(f) hubungkan titik B dengan 15 (sebagai garis penutup) !
(g) buatlah garis sejajar (menggunakan mistar satu pasang) melalui 1, 2, 3, …, dan seterusnya yang sejajar dengan garis penutup, hingga didapat perpotongan garis di C, D, E, dan seterusnya ! Diperoleh AC = CD = DE = EF = FG dan seterusnya.


(3) Membagi Sudut Sama Besar
Caranya : 
a) Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar !
b) Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong garis AB di D dan garis AC di E !


c) Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D dan E, sehingga berpotongan di F !
d) Hubungkan garis dari titik A ke titik F !
Diperoleh sudut BAF = sudut FAC. 

(4) Membagi Sudut Menjadi Tiga Bagian
Caranya : lihat gambar 1.32
a) Gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga bagian sama besar !
b) Perpanjang AC ke kiri sebagai garis pertolongan !
c) Tentukan r1 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di A hingga berpotongan di E, D, dan F !
d) Tentukan r2 = 2 . r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga berpotongan di G !
e) Tarik garis bantu dari D ke G hingga berpotongan di H !
f) Bagi tiga panjang H-E hingga didapat 1’ dan 2’ !
g) Tarik garis dari G ke 1’ dan G ke 2’ hingga didapat I dan J pada lingkaran !
h) Hubungkan I dan J dengan A, sehingga didapat 3 sudut sama besar !

(5) Membuat Sudut 60o
Caranya : 
1) tentukan garis OA mendatar !
2) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan busur dengan titik pusat di O !
3) Pindahkan jangka yang berjari-jari r 9tidak diubah) dengan titik pusat di B hingga berpotongan di C ! 
4) Hubungkan O dengan C !
Diperoleh sudut AOC = 60o.



(6) Membuat Sudut 30o 
Caranya :
a) buat garis OA mendatar ! 
b) tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c) pindahkan titik pusatnya ke B hingga berpotongan di C !
d) pindahkan kembali titik pusat ke B dan C hingga berpotongan di E !
e) hubungkan O dengan E hingga didapat AOE mempunyai sudut 30o !


(7) Membuat Sudut 90o
Cara I :
a) tarik garis AO dan perpanjang ke kiri !
b) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C !
c) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di D !
d) hubungan O dengan D maka sudut AOD = 90o !


Cara II : 
a) tarik garis OA mendatar
b) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan di C !
d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D !
e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E !
f) hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90o.


(8) Membuat Sudut 45o
Caranya :
1) Buat garis OA mendatar dan perpanjang ke kiri !
2) Tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C !
3) tentukan r (sembarang) dan putar dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di D !
4) tarik garis bantu dari O ke D hingga berpotongan dengan busur lingkaran r1 di E !
5) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan E hingga berpotongan di F
6) hubungkan O dengan F sehingga didapat sudut AOF = 45o !


(9) Membuat segi empat beraturan 
Caranya :
1) Tarik garis sumbu AB (mendatar) !
2) Lingkarkan jangka dengan r = ½ sisi segiempat yang dikehendaki (lingkaran bertitik pusat di O) !
3) Lingkarkan busur dengan jari-jari R (sembarang) dan bertitik pusat di A dan B, sehingga didapat titik C dan D !
4) Hubungkan C dan D melalui O (sehingga didapat sumbu tegak), memotong lingkaran di E dan F !

5) Tarik garis sejajar AB melalui E dan F !
6) Tarik garis sejajar EF melalui A dan B, hingga berpotongan di titik G, H, I, dan J !
Maka segiempat GHIJ adalah segiempat beraturan. 

Caranya :
1) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B !
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan di C !
4) Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
5). Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di titik D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F !
6) Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2tersebut dengan titik pusat di F hingga memotong sumbu AB di H !
7) Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan !
8) Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
9) Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga didapat segilima beraturan !
(10) Segi lima beraturan
 (11) Segi enam Beraturan 
Caranya :
1) Tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B !
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r tadi (tidak dirubah) dengan titik pusat di A dan titik pusat di B, hingga didapat titik potong dengan lingkaran di C, D, E, dan F !
4) hubungkan A dengan D, D dengan E, E dengan B, B dengan F, F dengan C, dan C dengan A, hingga didapat segienam beraturan !


(12) Segi tujuh beraturan


Caranya :
1) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B !
3) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan perpanjang ke atas !
4) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar, hingga didapat 1’, 2’, 3’, 4’, 5’, 6’, dan 7’ !
5) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di A hingga berpotongan dengan perpanjangan AB di E !
6) ukur dengan jangka dari O ke E (OE=r3) dan lingkarkan r3tersebut dengan titik pusat di O hingga memotong garis perpanjangan OP di G !
7) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H !
8) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh !
9) pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat segitujuh beraturan ! 

(13) Segi-n Beraturan
Untuk membuat segi-n beraturan dengan cara pendekatan, dapat dilakukan/dilukiskan seperti cara melukis segitujuh beraturan; perbedaannya hanya terletak dalam pembagian garis tengahnya, yaitu garis tengahnya dibagi dalam n bagian sama besar. Misalnya untuk segi-11, maka garis tengahnya dibagi menjadi 11 bagian. Sedangkan untuk menentukan panjang sisi r selalu diambil jarak dari 3’ ke titik H pada gambar segi-7 atau titik F pada contoh segi-n = 11 untuk gambar berikut.
Untuk membuat segi-n beraturan ini, selain dapat dilukis dengan menentukan lingkaran pembantu terlebih dulu, dapat juga dilukis dengan menentukan panjang sisi segi-n terlebih dahulu (lihat gambar 1.40).


(14) Elips
Elips dengan dua lingkaran pertolongan sepusat dapat dilukiskan dengan langkah-langkah seperti berikut :
a) tentukan titik pusat lingkaran O !
b) buat lingkaran kecil dengan jari-jari r dan lingkaran besar dengan jari-jari R yang titik pusatnya di 
titik O’!
c) bagi lingkaran tersebut menjadi 16 bagian sehingga pada lingkaran besar terdapat titik potong A, B, C, …, P dan pada lingkaran kecil terdapat titik potong 1, 2, 3, 4, 5, 6, …, 16!
d) Buat garis horizontal dari titik potong 2, 3, 4, ke kanan, garis horizontal dari titik potong 6, 7, 8, ke 
kiri, 10, 11, 12 ke kiri, dan 14, 15, 16 ke kanan!
e) Buat garis vertikal dari I, E, dan K, hingga berpotongan di 1’, 2’, dan 3’!
f) Buat garis vertikal dari M, G, dan O, hingga berpotongan di 6’, 7’, dan 8’, sedangkan 5 = 5’!
g) Buat garis vertikal dari titik J, F, dan L, begitu juga titik N, H, dan P, hingga berpotongan dengan 
garis mendatar 9 = 9’, 10’, 11’, 12’, 13 = 13’, 14’, 15’, dan 16’!
h) Hubungkan titik A’ dengan 2’, 3’, 4’, …, 16’ menggunakan mal busur, hingga mendapatkan elips 
yang diinginkan!






c. Rangkuman 1 
1) Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud terutama bagi orang-orang teknik. Gambar teknik berfungsi sebagai : a) penyampaian informasi, b) pengawetan dan penyimpanan, c) penuangan gagasan dan pengembangan.
2) Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komunikasi teknik.
3) Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap, cara menggunakan alat gambar serta membersihkan dan menyimpan alat-alat gambar dengan baik. Alat-alat gambar yang biasa digunakan antara lain: a) kertas gambar, b) pensil, pena atau rapido, c) macam-macam mistar, d) jangka, e) macam-macam mal, f) penghapus, g) papan gambar dan meja gambar, h)mesin gambar.
4) Dalam gambar teknik huruf-huruf, angka-angka dan lambang-lambang dipergunakan untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul, dan sebagainya. Huruf dan angka harus jelas, seragam dan bentuk huruf harus mudah ditulis dan dibaca. Penulisan huruf dan angka biasanya dalam bentuk tegak dan bentuk miring. Sedangkan tipe huruf dan angka berdasarkan perbandingan tinggi huruf dan tebal huruf adalah tipe huruf A (d=h/14) dan tipe huruf B (d=h/10).
5) Macam-macam garis pada gambar teknik antara lain: a) garis tebal kontinu, b) garis tipis kontinu, c) garis tipis kontinu bebas, d) garis gores tebal, e) garis bergores tipis, f) garis bergores tipis yang dipertebal pada ujung-ujungnya. Masing-masing jenis garis tersebut mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.
6) Gambar konstruksi geometri diperuntukkan melatih ketrampilan dalam menggunakan peralatan gambar. Konstruksi geometri antara lain: a) membagi garis, b) membagi dan membuat sudut, c) menggambar segi-segi dan elips.

 

SOAL!

1.Apa yang dimangsud dengan gambar teknik?

2.Apa fungsi gambar teknik?